Selasa, 22 Desember 2009

batik mega mendung

Nilai-nilai dasar dalam Megamendung
Nilai-nilai dasar dalam seni apapun termasuk dalam seni batik motif megamendung bisa didekati dengan cara sbb:
a. Nilai Penampilan (appearance) atau nilai wujud yang melahirkan benda seni. Nilai ini terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur. Nilai bentuk yang bisa dilihat secara visual adalah motif megamendung dalam sebuah kain yang indah terlepas dari penggunaan bahan berupa kain katun atau kain sutera. Sementara dalam nilai struktur adalah dihasilkan dari bentuk-bentuk yang disusun begitu rupa berdasarkan nilai esensial. Bentuk-bentuk tersebut berupa garis-garis lengkung yang disusun beraturan dan tidak terputus saling bertemu.
b. Nilai Isi (Content) yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan (kognisi), nilai rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup (values) yang dapat terdiri dari atas moral, nilai sosial, nilai religi, dsb.
Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah). Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil namun tidak boleh terputus. Terlepas dari makna filosofi bahwa Megamendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehinga bentuknya harus menyatu. Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk garis lengkung megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pada saat pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke warna tua) bisa lebih memudahkan.
Bilamana kita cermati, maka akan kita dapatkan bahwa bentuk Megamendung banyak sekali variasinya. Ada yang berbentuk lancip pada ujungnya dan ada yang berbentuk bulat tumpul pada ujungnya. Ada pula yang memiliki lekukan berbentuk menyudut pada bagian bentuk lengkungannya. Dengan sendirinya bagi pendesain batik pemula yang tidak terbiasa dengan proses membatik dan tidak mengerti makna filosofi Megamendung, bilamana menggambar Megamendung akan sedikit mengalami kesulitan serta kemungkinan akan terjadi kesalahan. Yang harus diperhatikan lagi adalah motif Megamendung hampir mirip dengan motif Wadasan. Akan tetapi tidak sama penempatannya dengan motif Wadasan (perlu dipelajari khusus pada kesempatan berikutnya).
c. Nilai Pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya nilai bakat pribadi seseorang, nilai ketrampilan, dan nilai medium yang dipakainya. Ungkapan yang ditampilkan oleh senimannya berupa proses batik yang begitu indah dengan memberikan goresan lilin lewat alat yang dinamakan canting terbuat dari bahan tembaga tipis yang dibentuk secara hati-hati sehingga lilin panas yang melewati ujung canting bisa mengalir dengan lancar. Paduan unsur warna yang harmonis dengan penuh makna bagi siapa yang melihatnya. Unsur warna biru yang kita kenal dengan melambangkan warna langit yang begitu luas, bersahabat dan tenang. Ditambah lagi dengan ada yang mengartikan bahwa biru melambangkan kesuburan sehinga warna batik Megamendung pada awalnya selalu memberikan unsur warna biru diselingi dengan warna dasar merah.
Perkembangan dunia batik yang semakin berkembang ditambah dengan permintaan batik yang demikian beragamnya, maka motif-motif Megamendung banyak dimodifikasi dengan pendekatan berbagai macam, sbb:
1. Bentuk Motif
Bentuk motif Megamendung pada saat sekarang sudah banyak berubah dan dimodifikasi sesuai dengan permintaan pasar diantaranya oleh komunitas perancang busana (fashion designer). Tidak dipungkiri bahwa kelompok perancang busana memberikan andil yang sangat besar bagi kemajuan dunia batik termasuk untuk mengangkat motif Megamendung. Motif Megamendung sudah dikombinasi dengan motif-motif bentuk hewan, bunga atau unsur motif lainnya. Sesungguhnya keberadaan motif Megamendung yang digabungkan dengan motif lain sudah ada sejak dahulu dan telah dibuat oleh seniman batik tradisional. Namun belakangan ini setelah diangkat secara total oleh perancang busana maka motif batik Megamendung semakin berkembang pesat.
2. Proses Produksi
Proses produksi batik Megamendung yang dahulunya dikerjakan secara batik tulis dan batik cap, sekarang dikembangkan pula dengan proses produksi sablon (print). Dengan demikian harga produksi bisa ditekan lebih murah. Walaupun kain bermotif Megamendung yang dibuat dengan proses sablon tidak bisa kita namakan batik, namun secara komersil motif Megamendung merupakan sasaran empuk bagi produsen tekstil yang bisa menghasilkan banyak keuntungan.
3. Bentuk Produksi
Wujud benda produksi pada masa sekarang ini yang mengenakan motif Megamendung tidak lagi dalam wujud kain batik. Motif Megamendung digunakan sebagai hiasan dinding lukisan kaca, pada produk interior berupa ukiran kayu, adapula yang dijadikan sebagai produk-produk sarung bantal, sprei, taplak meja (household) dan lain-lain.
Saya setuju dan sangat mendukung pendapat sekelompok pecinta batik yang menjadikan motif megamendung merupakan wujud karya yang sangat luhur dan penuh makna, sehingga penggunaan motif megamendung sebaiknya dijaga dengan baik dan ditempatkan sebagaimana mestinya. Kita sebagai masyarakat yang berkecimpung di dunia batik tidak membatasi bagaimana cara bentuk motif megamendung diproduksi, namun saya tidak setuju bilamana motif-motif megamendung dengan berbagai bentuk dijadikan barang produksi berupa pelapis sandal di hotel-hotel.
Penulis :
H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds. Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB).

B A T I K M E G A M E N D U N G

Motif Megamendung yang digunakan oleh masyarakat Cirebon sebagai motif dasar batik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia pecinta batik, begitupula bagi masyarakat pecinta batik di luar negeri. Bukti ketenaran motif Megamendung berasal dari kota Cirebon pernah dijadikan sebagai cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design karya Pepin Van Roojen bangsa Belanda.
Sejarah timbulnya motif Megamendung yang diadopsi oleh masyarakat Cirebon yang diambil dari berbagai macam buku dan literature selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China yang datang ke wilayah Cirebon. Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China. Beberapa benda seni yang dibawa dari negeri China diantaranya adalah keramik, piring, kain yang berhiasan bentuk awan. Bentuk aan dalam beragam budaya melambangkan dunia atas bilamana diambil dari faham Taoisme. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan ini juga berpengaruh pada dunia kesenirupaan Islam pada abad 16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.

Jumat, 06 November 2009

Artikel Sosial

Pariwisata dan Pergeseran Sosial Budaya

Paradigma pembangunan di banyak negara kini lebih berorientasi kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya adalah industri pariwisata. Demikian juga halnya yang berlangsung di Indonesia dalam tiga dasawarsa terakhir, aktivitas sektor pariwisata telah didorong dan ditanggapi secara positif oleh pemerintah dengan harapan dapat menggantikan sektor migas yang selama ini menjadi primadona dalam penerimaan devisa negara. Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Situasi nasional yang kini mulai memperlihatkan perkembangan ke arah kestabilan khususnya dalam bidang politik dan keamanan akan memberikan jaminan kepercayaan kepada wisatawan asing untuk masuk ke wilayah Indonesia.

Prospek industri pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan. Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan devisa langsung sebesar US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61% pada PDB dan menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta orang) pada tahun yang sama. Selain faktor-faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai (multiplier effect) terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata, elastis terhadap krisis nasional yang terjadi dalam arti tidak terlalu terpengaruh oleh krisi keuangan dalam negeri, ramah lingkungan serta kenyataan bahwa industri pariwisata merupakan industri yang nir konflik.

Interaksi dan Perubahan Sosial
Pariwisata secara sosiolosis terdiri atas tiga interaksi yaitu interaksi bisnis, interaksi politik dan interaksi kultural (B. Sunaryo, 2000). Interaksi bisnis adalah interaksi di mana kegiatan ekonomi yang menjadi basis materialnya dan ukuran-ukuran yang digunakannya adalah ukuran-ukuran yang bersifat ekonomi. Interaksi politik adalah interaksi di mana hubungan budaya dapat membuat ketergantungan dari satu budaya terhadap budaya lain atau dengan kata lain dapat menimbulkan ketergantungan suatu bangsa terhadap bangsa lain yang dipicu oleh kegiatan persentuhan aktivitas pariwisata dengan aktivitas eksistensial sebuah negara. Sedangkan interaksi kultural adalah suatu bentuk hubungan di mana basis sosial budaya yang menjadi modalnya. Dalam dimensi interaksi kultural dimungkinkan adanya pertemuan antara dua atau lebih warga dari pendukung unsur kebudayaan yang berbeda. Pertemuan ini mengakibatkan saling sentuh, saling pengaruh dan saling memperkuat sehingga bisa terbentuk suatu kebudayaan baru, tanpa mengabaikan keberadaan interaksi bisnis dan interaksi politik.

Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk pengembangan kawasan wisata adalah model terbuka maka berarti tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kontak antara aktivitas kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata. Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi oleh kekuatan apapun apalagi ditunjang dengan adanya sarana pendukung yang memungkinkan mobilitas masyarakat. Kontak yang paling mungkin terjadi adalah kontak antara masyarakat sekitar dengan pengunjung atau wisatawan. Masyarakat sekitar berperan sebagai penyedia jasa kebutuhan wisatawan.

Kontak ini apabila terjadi secara massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup dan budaya masyarakat setempat. Menurut Soekandar Wiraatmaja (1972) yang dimaksud dengan perubahan sosial adalah perubahan proses-proses sosial atau mengenai susunan masyarakat. Sedangkan perubahan budaya lebih luas dan mencakup segala segi kebudayaan, seperti kepercayaan, pengetahuan, bahasa, teknologi, dsb. Perubahan dipermudah dengan adanya kontak dengan lain-lain kebudayaan yang akhirnya akan terjadi difusi (percampuran budaya). Kita lihat misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser menjadi masyarakat pedagang dan penjual jasa.
Dengan demikian pariwisata ditinjau dari dimensi kultural dapat menumbuhkan suatu interaksi antara masyarakat tradisional agraris dengan masyrakat modern industrial. Melalui proses interaksi itu maka memungkinkan adanya suatu pola saling mempengaruhi yang pada akhirnya akan mempengaruhi struktur kehidupan atau pola budaya masyarakat khususnya masyarakat yang menjadi tuan rumah. Dari dimensi struktural budaya, aktivitas industri pariwisata memungkinkan terjadinya suatu perubahan pola budaya masyarakat yang diakibatkan oleh penerimaan masyarakat akan pola-pola kebudayaan luar yang dibawa oleh para pelancong. Pola-pola kebudayaan luar ini terekspresikan melalui tingkah laku, cara berpakaian, penggunaan bahasa serta pola konsumsi yang diadopsi dari wisatawan yang datang berkunjung.


Apabila tingkat massifitas kedatangan turis ini cukup tinggi maka ada kemungkinan terjadi “perkawinan” antara dua unsur kebudayaan yang berbeda. Dari pertemuan atau komunikasi antar pendukung-pendukung kebudayaan yang berbeda tersebut, akan muncul peniru-peniru perilaku tertentu atau muncul pola perilaku tertentu. Meniru tindakan orang lain adalah kewajaran dari seorang manusia. Tindakan ini bisa lahir karena tujuan-tujuan tertentu, dan bisa jadi karena terdorong oleh aspek kesadaran ataupun karena dorongan-dorongan yang sifatnya emosional. Artinya, seseorang individu bisa saja meniru perilaku orang lain hanya karena dia melihat bahwa perilaku yang ditampilkan oleh orang lain tersebut nampak indah atau nampak lebih modern. Tindakan meniru atau yang biasa disebut dengan tindakan imitasi bisa terjadi jika ada yang ditiru. Di sini faktor emosional dominan bermain karena seseorang tidak akan memikirkan apakah perilaku yang ditiru tersebut sesuai atau tidak dengan keadaaan dirinya. Dengan kata lain, orang tersebut tidak sempat lagi untuk memikirkan kenampakan-kenampakan yang paling mungkin untuk muncul ke permukaan, yang penting bagi dia adalah “aku ingin seperti turis itu karena aku menganggap turis itu keren”.


Kontak selanjutnya antara wisatawan dengan masyarakat tuan rumah adalah komunikasi verbal. Kontak antara masyarakat tuan rumah dengan wisatawan membutuhkan suatu perantara atau media atau alat yang mampu menjalin pengertian antara kedua belah pihak, perantara atau media tersebut adalah bahasa, bahasa menjadi faktor determinan. Akhirnya masyarakat kembali terdorong untuk bisa berbahasa asing. Dorongan itu muncul bukan semata-mata karena motif ingin berhubungan misalnya korespondensi atau yang lain, melainkan lebih disebabkan karena faktor ekonomi, untuk dapat komunikatif dalam memasarkan dagangannya (baik produk souvenir, jasa menjadi guide, dll). Ini berarti telah terjadi pola perubahan budaya masyarakat menuju ke arah yang positif yaitu memperkaya kemampuan masyarakat khususnya dalam bidang bahasa.


Demikian pula kemunculan hotel, cafe, maupun toko-toko cinderamata di sekitar kawasan wisata adalah variabel yang turut membantu menjelaskan apa yang menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat sekitar kawasan wisata. Dengan adanya berbagai sarana penunjang pariwisata itu masyarakat menjadi paham akan adanya pola / sistem penginapan yang bersifat komersial, dengan adanya cafe dan toko, logika pasar tradisional akan sedikit tergeser dari pola penjualan dengan model tawar-menawar menjadi model harga pas.

Ketahanan Sosial Budaya
Dengan demikian sedikit banyak telah terjadi pergeseran budaya dan tatanan sosial di masyarakat sekitar kawasan wisata. Artinya budaya-budaya lama itu mengalami proses adaptasi yang diakibatkan oleh adanya interaksi dengan para pelancong tersebut. Hal itu dimungkinkan juga karena sifat dari budaya itu sendiri yang dinamis terhadap perubahan yang terjadi.


Pariwisata dengan segala aktivitasnya memang telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lain bagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagai subyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai obyek. Sekaligus menjadi catatan, bahwa faktor kemanusiaan dan entitas budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan masyarakat tidak boleh tercerabut dari akar budayanya hanya karena adanya penekanan segi komersial dari tourism. Pun juga, jangan sampai penekanan pada aspek ekonomi mengabaikan dimensi lain seperti dimensi ketahanan sosial budaya, karena perkembangan mutakhir dari dunia kepariwisataan adalah beralihnya minat wisatawan dari massive tourism ke etnic tourism, wisata-wisata unik yang sangat peduli pada karakter asli masyarakat setempat.

GDSS

Decision Support Sistem (DSS) atau SPK (Sistem Penunjang Keputusan)
adalah interaktif sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan menggunakan data untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah dan membuat keputusan. Ie: Yaitu: Pembanding/heuristik dan model matematika.
Suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan komunikasi dalam memecahkan masalah.
Group  Decision Support Systems (GDSS) - An interactive, computer-based system that facilitates solution of unstructured problems by a set of decision-makers working together asGroup Decision Support System (GDSS)
Sebuah interaktif, sistem berbasis komputer yang memfasilitasi penyelesaian masalah yang tidak terstruktur dengan serangkaian pembuat keputusan bekerja bersama sebagai sebuah kelompok. It aids groups, especially groups of managers, in analyzing problem situations and in performing group decision making taTerutama kelompok manajer, dalam menganalisa situasi masalah dan dalam pengambilan keputusan kelompok melakukan tugas.
Sistem Pendukung Keputusan kelompok yang berusaha memperbaiki komunikasi di antara para anggota kelompok dengan menyediakan lingkungan yang mendukung dan mendukung para pengambil keputusan dengan perangkat lunak GDSS yang disebut groupware.
Group Support Systems has come to mean computer software and hardware used to support group functions and processes. Group Dukung Systems
Telah datang ke komputer berarti perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk mendukung fungsi dan proses kelompok
Konsep DDS
Tahap-tahap pengambilan keputusan Simon digunakan untuk menentukan struktur masalah. Masalah terstruktur merupakan suatu masalah yang memiliki struktur pada tiga tahap pertama Simon yaitu intelijen, rancangan dan pilihan. Masalah tidak terstruktur merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada tiga tahap Simon. Masalah Semi Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap Simon.
Jenis-jenis DSS menurut Alter :
1. Mengambil elemen-elemen informasi (jenis yang memberikan dukungan paling sedikit)
2. Menganalisis seluruh file
3. Menyiapkan laporan dari berbagai file
4. Memperkirakan akibat keputusan
5. Mengusulkan keputusan
6. Membuat keputusan (jenis yang paling banyak memberikan dukungan)
Tujuan DSS
1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah
2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya
3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensi DSS dan SIM.
DSS fokus terhadap masalah-masalah semi terstruktur, SIM menyediakan informasi bagi manajer.
Sistem Pendukung Keputusan Berkelompok (GDSS)
- Konsep GDSS (Group Decision Support System), merupakan sistem berbasis computer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas bersama dan menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama. Istilah lainnya : GSS (group support system), CSCW (computer support cooperative work), CCWS (Computerized collaborative work support), EMS (electronic meeting system). Perangkat lunak yang digunakan disebut groupware.
- GDSS berkontribusi memecahkan masalah
Komunikasi yang lebih baik memungkinkan keputusan yang lebih baik. GDSS berkontribusi memecahkan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi.









Pengaturan Lingkungan GDSS
Ruang Keputusan, merupakan pengaturan untuk rapat kelompok kecil secara tatap muka. Ruangan tersebut medukung komunikasi melalui kombinasi perabot, peralatan dan tata letak.
Jaringan Keputusan Setempat (LAN), jika kelompok kecil tidak mungkin bertemu secara tatap muka, maka para anggota dapat berinteraksi melalui jaringan.
Pertemuan Legislatif, jika kelompok terlalu besar untuk ruang keputusan, maka pertemuan legislative diperlukan.
Konferensi Bermedia Komputer, beberapa aplikasi kantor virtual memungkinkan komunikasi antara kelompok-kelompok besar dengan anggota yang tersebar secara geografis.
Similarities  Between GDSS and DSS Kemiripan Antara GDSS dan DSS
Both  use models, data and  user-friendly software Keduanya menggunakan model, data dan perangkat lunak yang user-friendly
Both are interactive with “what-if” capabilities Keduanya interaktif dengan "bagaimana-jika" kemampuan
Both use internal and external data Keduanya menggunakan data internal dan eksternal
Both allow the decision maker to take an active role Keduanya memungkinkan pembuat keputusan untuk mengambil peran aktif
Both have flexible systems Keduanya memiliki sistem fleksibel
Both have graphical output Keduanya memiliki output grafis
Why  Use GMengapa Menggunakan GDSS?
High  level managers can spend  80% of their time  making decisions in  groups.  Applied correctly,  GDSS can reduce this  time, arriving at a  better decision faster. Manajer tingkat tinggi dapat menghabiskan 80% waktu mereka membuat keputusan dalam kelompok. Terapan benar, GDSS dapat mengurangi waktu ini, sampai pada suatu keputusan yang lebih baik lebih cepat.
GDSS provides the hardware, software, databases and procedures for effective decision making.GDSS menyediakan perangkat keras, perangkat lunak, database dan prosedur untuk pengambilan keputusan yang efektif.
Characteristics  of GDSS
Karakteristik GDSS
Special  Design Desain Khusus
Ease of use Kemudahan penggunaan
Specific and general support Spesifik dan dukungan umum
Suppressing negative group behavior Menekan perilaku kelompok negatif
Supporting positive group behavior Mendukung perilaku kelompok positif
Typical  GDSS Meeting Characteristics Karakteristik khas Meeting GDSS
Organizational  commitment/support Komitmen organisasi / support
Trained facilitators or may be user driven Melatih fasilitator atau pengguna dapat didorong
User training Pengguna pelatihan
Anonymity Anonimitas
Appropriate tasks Tugas sesuai
Dedicated decision rooms Keputusan Dedicated kamar
Advantages  of GDSS Keuntungan GDSS
Anonymity – drive out fear leading to better decisions from a diverse hierarchy of decision makers Anonimitas - mengusir rasa takut yang menyebabkan keputusan yang lebih baik dari berbagai pengambil keputusan hierarki.
Parallel Communication – eliminate monopolizing providing increased participation, better decisions Parallel Komunikasi - menghilangkan memonopoli memberikan peningkatan partisipasi, keputusan yang lebih baik.
Automated record keeping – no need to take notes, they're automatically recorded Pencatatan otomatis - tidak perlu mencatat, mereka secara otomatis dicatat.
Ability for virtual meetings – only need hardware, software and people connected Kemampuan untuk rapat virtual - hanya perlu perangkat keras, perangkat lunak dan orang-orang yang terhubung.
Portability - Can be set up to be portable… laptop Portabilitas - Dapat dibentuk untuk menjadi portable ke laptop.
Global Potential - People can be connected across the world Potensi global - Orang bisa terhubung di seluruh dunia.
No need for a computer guru – although some basic experience is a must Tidak perlu untuk guru komputer - meskipun beberapa pengalaman dasar adalah suatu keharusan.
Disadvantages  of GDSS Kekurangan GDSS
Cost –infrastructure costs to provide the hardware and software/room/network connectivity can be very expensive Biaya-biaya infrastruktur untuk menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak / kamar / konektivitas jaringan bisa sangat mahal.
Security – especially true when companies rent the facilities for GDSS; also, the facilitator may be a lower-level employee who may leak information to peers Keamanan - terutama benar ketika perusahaan sewa fasilitas untuk GDSS; juga, fasilitator mungkin tingkat yang lebih rendah karyawan yang dapat membocorkan informasi kepada rekan.
Technical Failure – power loss, loss of connectivity, relies heavily on bandwidth and LAN/WAN infrastructure – properly setup system should minimize this risk Kegagalan teknis - daya yang hilang, kehilangan konektivitas, sangat bergantung pada bandwidth dan LAN / WAN infrastruktur - baik sistem setup harus meminimalkan risiko ini.
Keyboarding Skills – reduced participation may result due to frustration Keyboard Keterampilan - dikurangi partisipasi dapat mengakibatkan karena frustrasi.
Training – learning curve is present for users, varies by situation Pelatihan - kurva belajar hadir bagi pengguna, bervariasi dengan situasi.
Perception of messages – lack of verbal communication could lead to misinterpretation Persepsi pesan - kurangnya komunikasi verbal bisa mengakibatkan salah tafsir.
Typical  GDSS ProcessGDSS khas Proses
1)  Group Leader (and Facilitator?)  select software, develop  agenda 1) Group Leader (dan Fasilitator?) Pilih software, mengembangkan agenda.
2)  Participants meet (in  decision room/Internet) and  are given a task. 2) Peserta bertemu (dalam pengambilan kamar / Internet) dan diberikan tugas.
3)  Participants generate ideas  – brainstorm anonymously 3) Peserta menghasilkan gagasan - brainstorming anonim .
4)  Facilitator organize ideas  into categories (different  for user-driven software) 4) Fasilitator mengorganisasikan ide-ide ke dalam kategori (berbeda untuk pengguna berbasis perangkat lunak).
5)  Discussion and prioritization  – may involve ranking  by some criteria and/or  rating to the facilitators  scale 5) Diskusi dan prioritas - mungkin melibatkan peringkat oleh beberapa kriteria dan / atau rating skala fasilitator.
6)  Repeat Steps 3, 4,  5 as necessary 6) Ulangi Langkah 3, 4, 5 seperti yang diperlukan.
7)  Reach decision 7) Reach keputusan.
8)  Recommend providing feedback  on decision and results  to all involved 8) Kenalkan memberikan umpan balik pada hasil keputusan dan semua yang terlibat.

Future  Implications of GDSSImplikasi masa depan GDSS
Integrating  into existing corporate  framework Mengintegrasikan ke dalam kerangka kerja perusahaan yang ada.
GDSS brings changes which must be managed GDSS membawa perubahan yang harus dikelola.
GDSS will incorporate Artificial Intelligence and Expert Systems – the software will “learn” and help the users make better decisions GDSS akan menggabungkan Artificial Intelligence and Expert Systems - software akan "belajar" dan membantu pengguna membuat keputusan yang lebih baik.
Decreasing cost will allow more organizations to use GDSS Penurunan biaya akan memungkinkan banyak organisasi untuk menggunakan GDSS.
Increasing implementation of GDSS with the customer Meningkatkan pelaksanaan GDSS dengan pelanggan.
Customer voice their needs in non-threatening environment Suara Pelanggan kebutuhan mereka dalam lingkungan yang tidak mengancam.
Future  Implications of GDSS Implikasi masa depan GDSS
GDSS  may play a large  role in the future  of the virtual companies GDSS dapat memainkan peran besar di masa depan perusahaan virtual.
GDSS can help the virtual companies do business in the global business environment GDSS dapat membantu perusahaan virtual melakukan bisnis di lingkungan bisnis global.
GDSS can help promote a culturally diverse work environment GDSS dapat membantu mempromosikan budaya lingkungan kerja yang beragam.
Telework seems to make a lot of sense using GDSS Telework tampaknya membuat banyak akal menggunakan GDSS.
ORACLE (SPK)

Hal-hal yang ada dalam proses pengolahan database:
1. table name
2. column name
3. Keys: Promary Key (PK), Foreign Key (FK)
4. nulls
5. unique
6. datatype
Conseptual and Phisycal Model
Entity, Instances, Attributes and Identifiers
Entity: segala sesuatu yang mencirikan suatu bisnis
tentang suatu data yang harus diketahui, nama dari sesuatu
yang dapat didaftar, biasanya berupa kata benda.
Contoh:
Objects, events, people
Setiap entities memiliki instances.
Contoh: Person-Mahatma Gandhi, Animal-Dog
Attributes: segala sesuatu yang mendeskripsikan,
menkelompokkan, menjumlahkan entity. Attribute dapat
berupa: number, a character string, a date, an image, a
sound
Contoh:
Customer: family name, age, shoe
Employment contract: start date, salary
Suatu attribute wajib memiliki nilai tunggal (a single
value)

RELATIONSHIP
Setiap relationship:
1. Menunjukkan sesuatu yang penting/signifikan dari
suatu bisnis
2. Menunjukkan bagaiamana entities direlasikan
dengan yang lainnya
3. Selalu diantara dua entities (satu atau dua kali
entities)
4. Selalu memiliki 2 sisi
5. Memiliki nama di kedua ujungnya
6. Memiliki sifat optionality
7. Memiliki degree atau cardinality
Contoh relasi sederhana:
1. Antara SEAT dan PASSENGER
Each SEAT may be sold to one or more
PASSENGERS.
Each passenger may purchase one SEAT.
2. Antara SONG dan TYPE
SONG (music/soundtrack) is classified by TYPE
TYPE is a classification for SONG
Secara lebih terperinci:
Each SONG must be classified by one (and only
one) TYPE
Each TYPE may be a classification for one or more
SONGs

Kamis, 01 Oktober 2009

Nih dah jadi blog na..
utangnya tinggal ngajarin qm cara pkenya kn..